Sabtu, 15 Agustus 2020

DESIR ANGIN

 

Kala itu cahaya mentari menyaput alam mayapada

Kita duduk menatap luasnya bentangan langit lepas


Ah, angin itu, kekasih...

Mendesir sejukkan rasa

Bersamanya, pohon-pohon padi dan ranting bambu menari

Seakan mengerti senandung jiwa kita yang sedang dibakar api asmara


Akankah cinta kita bagai angin itu, kekasih...?

Tak pernah berhenti: selalu semilir, mendesir dan mengalir selamanya...!


***4.all.20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGAPA HARUS MALU?

Mengapa harus malu memiliki dirimu? Dua matamu yang indah dan separuh wajahmu yang terhijab, itu menandakan, bahwa kau baik-baik saja Sudahl...